Friday, December 30, 2016

Terungkap! Inilah Alasan Sebenarnya di Balik Aksi Perampokan Sadis di Pulomas


Mengejutkan! Ternyata alasan sepele yang membuat komplotan Ramlan Butarbutar memilih merampok di rumah Dodi Triono.

Hal ini disampaikan oleh Penyidik dari Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Penyidik sudah mengkonfrontir keterangan dua perampok sadis di Pulomas, Jakarta Timur, yakni Erwin S dan Alvin BS untuk memastikan, Ramlan Butar Butar sebagai otak perampokan sadis tersebut.

Kedua keterangan pelaku itu akan dikronfrontir oleh penyidik.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, polisi sudah melakukan konfrontir terhadap dua pelaku perampokan sadis di Pulomas, Jakarta Timur.

Dari keterangan dua pelaku itu, diketahui sedikit tentang kronologi awal perampokan sadis tersebut.

“Kemarin kita lakukan konfrontir pada dua pelaku, ES dan ABS beraliran perampokan di Pulomas.”

“Hasilnya, Ramlan Butarbutar itu yang punya ide untuk melakukan perampokan,” kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Jumat (30/12).

Dari keterangan kedua pelaku itu, kata dia, awalnya pada Sabtu 24 Desember lalu, kawanan rampok itu makan di rumah makan yang ada di kawasan dekat kampus Maritim (Akademi Maritim Indonesia) Pulomas, Jakarta Timur.

Saat berjalan ke rumah makan itu, kata Argo, Ramlan sempat melihat sejumlah rumah di perumahan sekitar kampus itu pintunya terbuka dan minim penjagaan.

Kemudian saat kawanan rampok itu makan, Ramlan pun memunculkan ide untuk melakukan perampokan di kawasan dekat kampus tersebut karena perumahan itu tampak mudah untuk disatroni.

“Jadi, yang memunculkan pertama untuk merampok itu Ramlan Butarbutar. Dia pun sempat berkeliling melihat suasana,” tuturnya.

Tapi kenapa bisa rumah Dodi yang dituju? Alasannya sepele.

Sekitar pukul 10.00 WIB pagi, kawanan rampok itu kembali ke perumahan korban untuk melancarkan aksi perampokannya dan mencari mana rumah yang bakal dirampoknya itu.

Saat tengah berkeliling itu, kebetulan Ramlan melihat ada orang yang keluar dari rumah korban Dodi Triono.

“Setelah itu, pelaku berhenti di depan rumah korban Dodi, mengecek pintu pagarnya tak terkunci dan terbuka.”

“Sambil memperhatikan sekitar, Ramlan menyuruh YP, yang kini menjadi DPO itu, masuk ke ke rumah korban pertama kali,” tuturnya.

Ternyata karena pintu pagar tidak terkunci.

Setelah pasti kondisi sekitar sepi, beber Argo, Ramlan dan Erwin pun menyusul YP.

Sedang Alvin BS menjaga mobil yang dibawanya itu.

Saat ketiga orang pelaku itu masuk ke dalam rumah korban Dodi, terjadilah kasus perampokan sadis.

YP memaksa pembantu Dodi menunjukan kamar Dodi.

Setelah tahu ada di lantai dua, YP membongkar lemari korban.

Mereka pun menyekap seisi rumah di kamar mandi yang berukuran kecil.

Setelah puas mengacak-acak rumah korban Dodi, kawanan rampok sadis itu pun pergi meninggalkan korban begitu saja di kamar mandi dengan kondisi gelap.

“Baru setelah 19 jam setelah olah TKP, setelah kita berhasil mengevakuasi korban selamat, kita berhasil menangkap dua pelaku di Bekasi, Ramlan dan Erwin.”

“Malamnya, kita berhasil lagi menangkap Alvin BS,” tuturnya.

Kini, polisi pun tengah memburu YP yang telah dijadikan sebagai DPO itu.

Polisi bahkan sudah mengultimatum YP untuk segera menyerahkan diri, foto pelaku pun sudah diterbitkan dan disebarkan di selebaran DPO itu.

Polisi berharap masyarakat pun turut membantu bila melihat pelaku di mana pun berada.

“Kami sudah masukan ke medsos juga tentang DPO pelaku itu. Masyarakat yang melihat harap segera melapor ke polisi,” katanya.

Gara-gara Dimutasi, Oknum PNS Ini Acungkan Golok di Muka Bupati Kuningan


Tak puas dimutasi seorang PNS Pemerintah Kabupaten Kuningan berinisial MS mengancam Bupati Kuningan, Acep Purnama, Jumat (30/12/2016).

“Ia diduga melakukan pengancaman terhadap Bupati Kuningan beserta staf pegawainya,” ujar Kabid Humas Polda Jabar Kombes Yusri Yunus melalui pesan singkat.

Yusri menuturkan, sekitar pukul 09.00 WIB MS mendatangi kantor Bupati Kuningan. Dengan penuh emosi, MS tiba-tiba mengeluarkan sebilah golok.

“Ia mengacungkan golok sambil marah-marah,” katanya.

Pelaku yang juga pimpinan salah satu organisasi masyarakat di Kabupaten Kuningan ini diduga emosi lantaran keputusan Bupati memutasinya.

“Dia tidak puas oleh keputusan Bupati Kuningan yang akan memutasi jabatan dirinya,” Yusri menambahkan.

Pelaku sudah diamankan jajaran Polres Kuningan termasuk barang bukti golok yang dibawanya.

“Petugas sedang memeriksa pelaku beserta saksi-saksi dan akan berkoordinasi dengan Bupati Kuningan,” kata dia.

Kamu yang Masih Jomblo, Ini Lho Cara Jitu Dekati Gebetan Melalui Media Sosial


Naksir seseorang tetapi tak berani mengungkapkan tak hanya dialami satu orang. Namun kalau tidak segera diungkapkan, bisa-bisa si dia justru direbut orang.

Buat kamu yang lagi mau pedekate sama seseorang, tak ada salahnya memanfaatkan media sosial (medsos) yang dimiliki.

Simak jurus ampuh pedekate tapi enggak norak berikut ini ya.

1. Buat Lagu

Ini memang sudah cara lama, tapi yakinlah doi bakal klepek-klepek kalau kamu menyanyikan lagu romantis untuknya. Jangan lupa unggah video lagumu ke medsos, lalu tujukan khusus untuknya.

Di akhir video, tersenyumlah dengan penuh arti agar doi semakin terkesan.

2. Jangan Berkomunikasi dengan Norak

Kalau kamu dan doi ternyata sudah akrab, jaga agar gaya komunikasimu tidak norak. Santai saja dan tetaplah cool agar dia tidak memandang sebelah mata.

Begitu pula saat doi membuat postingan di medsosnya. Kamu tak perlu selalu komentar di setiap kirimannya.

Sekali-kali saja kamu nimbrung, tapi tetap penuh perhatian ya.

3. Jadilah Orang Kepercayaannya di Dunia Maya

Buat kesan yang baik di matanya. Yakinkan dia bahwa kamu adalah orang yang bisa dipercaya.

Ketika doi posting sesuatu yang mencerminkan suatu masalah, berilah sebuah komentar yang menghibur.

4. Buat Postingan Tulus dan Kreatif

Bila doi sudah mulai menerima sinyal cinta dari kamu, tak ada salahnya untuk membuat postingan tulus dan kreatif tentang dia. Buat sejumlah alasan mengapa kamu menyukainya dan mengapa kamu layak untuk dia.

Tag dia biar langsung tahu ya.

5. Pasang Foto Instagram Yang Mengungkapkan Perasaanmu

Buat hatinya semakin meleleh dengan mengunggah sembilan foto di Instagram secara berurutan. Susun foto itu sehingga membentuk gambar yang ingin kamu ungkapkan.

Jadinya berupa foto grid 3×3.

6. Buat Cerita Hashtag

Meskipun sederhana, tetapi hashtag atau tagar yang membentuk sebuah cerita bisa membuat si doi meleleh. Misalnya kamu mengunggah foto di Instagram.

Buatlah urutan hashtag yang menceritakan pertemuan pertama kalian sampai kedekatan saat ini.

Tangisan Haru Liputi PNS Beltim di Akhir Tahun, Ada Apa

Rona haru terpancar dari wajah Darwati (52).

Bahkan tampak sesekali Ia mengusap air mata yang menetes dari pipinya.

Bukan hanya dirinya, beberapa pegawai perempuan di Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Diseperindagkop) Kabupaten Belitung Timur (Beltim) pun terlihat haru biru.

Kesedihan mereka melebur dalam acara perpisahan di Halaman Kantor Disperindagkop.

Hari Jumat (30/12/2016) ini merupakan hari kerja terakhir mereka berada dalam satu atap.

Awal tahun 2017 mendatang, Disperindagkop akan dilebur ke dalam dua dinas yang berbeda menyesuaikan Perda dan Perbup Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemkab Beltim teranyar.

“Sedih terharulah. Dari pertama Dinas ini terbentuk saya di sini, malah sudah 6 kepala dinas yang datang dan pergi. Sekarang kita yang akan pisah dengan kantor dan kawan-kawan seperjuangan,” ungkap Darwati seperti dikutip dari rilis pers Humas Pemkab Beltim, Jumat (30/12/2016)

Kepala Bidang Usaha dan Perdagangan tersebut mengaku sudah 12 tahun berada di Disperindagkop.

Banyak kenangan dan pengalaman yang sudah Ia lalui saat mengabdi di Disperindagkop.

“Banyaklah, ini kan kita mau pisah kantor. Mungkin ada yang masih sama-sama, ada juga yang terpisah. Kita kan sudah kayak keluarga,” ujarnya.

Dalam acara perpisahan tersebut, tampak puluhan pegawai saling bermaaf-maafan dan bertukar kado.

Kado tersebut merupakan kenang-kenangan untuk kawan sejawat.

Kepala Disperindagkop, Syahrial mengatakan Ia memang sengaja menggelar acara perpisahan sekaligus silaturahmi di penghujung tahun.

Seluruh pegawai Disperindagkop yang berjumlah kurang lebih 120 orang dikumpulkannya.

“Semua termasuk yang di UPTD Pasar saya minta kumpul, untuk silaturahmi. Hari pertama masuk di Tahun 2017 nanti kita sudah langsung mutasi, apalagi Disperindagkop akan dipecah dua, otomatis susah nati mau ketemu,” jelas Syahrial.

Meski menyatakan Dinasnya akan dipecah, namun Syahrial mengaku Ia masih belum tau kemana Ia akan ditempatkan.

Ia pun mengatakan banyak pegawainya yang akan dimutasi namun masih bingung akan berkerja di dinas mana.

“Belum tau ini bakal ‘ditaroh’ di mana. Dimana pun terserah, makanya tadi saya berpesan agar dimanapun kita ditempatkan kinerja dan disiplin kita harus tetap yang utama,” kata Syahrial.

Bukan hanya di Disperindagkop, beberapa SKPD di Lingkungan Pemkab Beltim khususnya Dinas yang diubah atau ‘dipecahkan’ terkait Perda SOTK juga akan menggelar acara yang sama.

Seperti di Bagian Humas & Protokol Sekretariat Daerah, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD), Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, serta Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Daerah.

“Kita nanti acaranya, family gathering. Kumpul-kumpul sama keluarga di Pantai sekaligus untuk kebersamaan. Kebetulan SKPD kita juga akan dilebur,” ujar Kepala BPMPD Beltim, Ikhwan Fakhrozi.

Thursday, December 29, 2016

Datangi Kantor Camat Duren Sawit, Sumarsono: Kok Sepi?


Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono merasa terkejut melihat kondisi ruang pelayanan yang sepi di Kantor Camat Duren Sawit. Tiba sekitar pukul 08.00 WIB, ia menanyakan kondisi tersebut kepada Camat Duren Sawit, Abu Bakar.

“Kok sepi ini? Apa saya yang kepagian ya?” kata Sumarsono di Kantor Camat Duren Sawit, Jalan Swadaya, Jakarta Timur, Jumat (30/12/2016).

Abu Bakar pun menjelaskan masyarakat biasanya ramai sekitar pukul 09.00 WIB. “Biasanya pukul 09.00 WIB atau pukul 10.00 WIB gitu, Pak,” jelasnya.

Sumarsono lalu naik ke lantai atas kantor kecamatan. Ia sempat bercanda dengan mencoba alat absensi elektronik.

“Ini alat absensinya hidup enggak? Coba kalau saya pakai sidik jari saya ditolak enggak ya,” ucapnya.

Setelah sidik jarinya ditekan ke arah alat absensi, terdengar bunyi ‘silahkan ulangi’. Sumarsono pun tertawa sambil menyatakan bunyi tersebut sebagai bukti alatnya bekerja.

“Ini artinya alatnya berfungsi,” ujar Sumarsono dengan nada bercanda.

Kunjungan dilanjutkan ke Kantor Lurah Duren Sawit, yang tak jauh dari kantor camat. Sampai di kantor lurah, ia juga mengecek pelayanan dan berkeliling di lokasi sambil berdialog dengan beberapa warga yang hadir.

Mengaku ISIS, Pria Penghina Presiden dan Kapolri di Kolong Jembatan Akhirnya Ditangkap


Tim Buser Polsek Cilincing berhasil menangkap Jamil Adil (47), penghina Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, yang menulis kata-kata kotor di kolong tol Kebon Baru.

Selain menghina, pria pengangguran yang dibekuk polisi di area Kolong Tol Kebon Baru, Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (29/12/2016), pagi tadi juga mengaku ISIS dalam coretannya.

“Dia (Jamil), tidak hanya menuliskan kalimat hinaan untuk Presiden‎ RI dan Kapolri di tiang dan dinding area Kolong Tol Kebon Baru, tapi dia menulis kalimat hinaan itu juga di peti kemas,” kata Kapolsek Cilincing Kompol Ali Yuzron di Ancol, Jakarta Utara, Kamis (29/12/2016).

“Tak hanya menghina ya pria pengangguran itu pun menuliskan bahwa dirinya itu, adalah anggota kelompok ISIS,” sambungnya.

Menurut Ali, pelaku ditangkap ketika anggota pengatur lalu lintas (Lalin) melihatnya, sedang memantau hasil tulisannya itu.

“Awal mula penangkapan saat anggota pengatur lalin di sekitaran tol Kebon Baru, tengah melintasi lokasi. Tak sengaja,‎ anggota Gatur Lalin melihat banyak coretan baru, tepat di Kolong Tol Kebon Baru. Ditangkapnya sekitar 06.30 pagi hari tadi,” ujar Ali.

Dari penangkapan tersebut, pihaknya mendapatkan barang bukti berupa empat botol spray cat atau Pylox di kediaman pelaku.

“Isi coretan itu unsurnya ya hinaan untuk Bapak Jokowi dan Bapak Tito. Ini sudah pasti dan faktanya sudah penghinaan,” pungkasnya.

Sempat Dihadang Warga di Jati Padang, Ahok Tetap Blusukan

Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pagi ini blusukan ke Jati Padang, Jakarta Selatan. Ahok bertemu dengan beberapa warga untuk mensosialisasikan programnya.

Ahok tiba sekitar pukul 08.30 WIB di Jalan Ketapang, Jati Padang, Jakarta Selatan, Jumat (30/12/2016). Ahok sempat dihadang seorang warga yang mengaku sebagai warga setempat.

“Pak Ahok, mana ijinnya, kenapa tiba-tiba ke sini tanpa ijin RT/RW?” teriak seorang warga bernama Heri.

Ahok pun menanggapi penolakan tersebut dengan santai. Ia hanya tersenyum menanggapi penolakan tersebut.

“Ini kan hak saya, anda tidak bisa seperti itu,” jawab Ahok.

Pria tersebut tetap berteriak-terik meskipun ditahan warga lainnya. Ia merasa warga setempat menolak kedatangan Ahok.

Namun warga lainnya, Suparno (40) menuturkan bahwa pria tersebut kader dari partai pendukung cagub lain. Suparno menyebut warga yang lain merasa tidak terganggu dengan kedatangan Ahok tersebut.

“Biasa mas, itu pendukung cagub lain. Memang warga asli, tapi yang nolak dia aja,” kata Suparno.

NasDem Jaktim: Tak Pernah Ada Instruksi Dukung Anies-Sandi

Adanya pembelotan yang dilakukan oleh segelitir kader NasDem Jakarta Timur yang mendukung pasangan cagub-cawagub DKI Anies Baswedan-Sandiaga Uno membuat Ketua DPD NasDem Jakarta Timur, James Arifin Sianipar, angkat bicara. James mengatakan tidak pernah ada instruksi pada kadernya untuk melakukan aksi membelot dari dukungan NasDem pada Basuki T Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat di Pilgub DKI 2017.

“DPD NasDem Jakarta Timur tidak pernah memberikan intruksi dan arahan kepada seluruh jajaran pengurus DPD, DPC dan DPRt se-Jakarta Timur untuk mendukung paslon nomor urut 3 Anies–Sandi,” kata James dalam keterangan tertulisnya pada detikcom, Jumat (30/12/2016).

James mengatakan bahwa seluruh jajaran DPD, DPC dan DPRt NasDem Jakarta Timur tetap solid untuk mendukung pasangan Ahok-Djarot. Sedangkan kader yang membelot, lanjut James, sudah dinonaktifkan keanggotaannya sebagai kader partai tersebut.

“Seluruh jajaran pengurus DPD, DPC dan DPRt se-Jakarta Timur tetap solid dan mengikuti keputusan Partai NasDem untuk tetap memilih paslon nomor urut 2, Ahok-Djarot,” tegas James.

“Adapun oknum-oknum yang mengatakan sebagai kader dan/atau pengurus Partai NasDem Jakarta Timur pada acara tersebut (deklarasi dukungan pada Anies-Sandi) sudah dinonaktifkan dikarenakan sudah tidak sejalan dengan keputusan Partai NasDem,” imbuhnya.

Karena itulah, akhirnya James meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI untuk mengklarifikasi aksi pembelotan tersebut. James menganggap aksi itu telah mencoreng nama NasDem. Dia ingin Bawaslu DKI segera memproses secara hukum laporan yang dilayangkan oleh NasDem.

“Permasalahan ini telah mencoreng nama baik Partai NasDem khususnya DPD Partai NasDem Jakarta Timur dan mendesak Bawaslu untuk memproses secara hukum atas permasalahan yang ada sesuai laporan yang diajukan,” tutupnya.

Ahok Semakin Suram, NasDem Mulai Main Dua Kaki


Partai NasDem dinilai tengah bermain politik dua kaki di Pilkada DKI. Hal itu terlihat dari langkah DPC NasDem Jaktim yang telah secara terang-terangan mendeklarasi dukungan untuk pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Dengan begitu, saat ini satu kaki partai pimpinan Surya Paloh itu ditancapkan di kubu petahana Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat. Sementara sebelah lagi di kubu pasangan calon nomor urut tiga.

Ketua Dewan Pendiri Network for South East Asian Studies (NSEAS) Muchtar Effendi Harahap meyakini manuver DPC NasDem Jakarta Timur itu atas perintah dari DPP. Pasalnya, NasDem mulai melihat tanda-tanda kekalahan petahana.

“Nasdem sudah membaca bahwa Ahok nggak mungkin lagi menang, makanya mereka atur strategi ganda. Salah satunya dengan mengerahkan kader-kadernya di Jakarta Timur untuk mendukung Anies-Sandi,” kata Muchtar disela-sela Diskusi Akhir Tahun Kahmi Jaya di Jalan Taman Amir Hamzah, Jakarta Timur, Kamis (29/12).

Tanda-tanda kekalahan yang dimaksud Muchtar adalah ditolaknya eksepsi Ahok oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara beberapa waktu lalu.

Putusan itu membuat kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok terus bergulir.

Muchtar juga melihat manuver DPC NasDem Jaktim sebagai upaya partai restorasi tersebut untuk mendekat ke kubu oposisi. Pasalnya, semakin hari citra pemerintah semakin anjlok. Sementara oposisi terus meroket.

“Dukungan kepada Anies-Sandi juga bagian dari strategi Nasdem menghadapi Pileg 2019,” ujar Muchtar.

Kasus Pulomas Diragukan Jika Murni Perampokan


Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu meminta kepolisian mendalami apa sebenarnya motif peristiwa yang menyebabkan tewasnya Dodi Triyono, beserta lima orang lainnya.

“Kita apresiasi gerak cepat Polri, tapi penyelidikan harus dikembangkan lagi. Apakah mereka berdiri sendiri atau ada yang menggerakkan,” ujar Masinton di DPR, Kamis (29/12).

Saat ditanya apakah permintaan ini karena dia tidak yakin dengan penjelasan sementara kepolisian, yang menyebut kasus itu murni perampokan, Masinton menyatakan pendalaman itu penting dilakukan.

“Tugas penyidik mengembangkan itu, motifnya kan harus diketahui. Apakah dia murni perampokan, atau perampokan itu cuma modus. Misalnya, ternyata ada motif lain. Bukan saya tidak meyakini penjelasan polri, tapi pendalaman itu perlu untuk memastikan,” tambahnya.

Sebelumnya sempat berkembang banyak spekulasi terkait motif kematian Dodi, mulai dari masalah keluarga, hingga persaingan bisnis. Apalagi, Dodi dikenal sebagai pengusaha sukses.

Wednesday, December 28, 2016

MUI: Umat Muslim Tak Rayakan Tahun Baru Masehi


Majelis Ulama Indonesia Kota Pariaman, Sumatera Barat menegaskan agama Islam tidak mengajarkan umatnya merayakan malam pergantian tahun baru Masehi.

Ketua Fatwa dan Hukum Islam MUI Kota Pariaman Zulkifli Zakaria mengatakan hal itu merujuk kepada fatwa MUI soal haramnya muslim menggunakan atribut non-Islam.

“Dalam fatwa tersebut terdapat dua poin, yang pertama umat muslim haram memakai atribut non-muslim termasuk cara dan kebudayaan,” katanya di Pariaman, Rabu (28/12).

Kedua, imbuhnya, haram menyuruh umat muslim untuk menggunakan atribut non-muslim. Oleh sebab itu, dia mengimbau umat muslim di kota itu agar memahami fatwa tersebut.

Meskipun demikian, sebutnya pihaknya tidak bisa melarang masyarakat yang akan menyemarakkan malam tahun baru. Pihaknya menilai hal tersebut dikembalikan kepada pribadi masing-masing.

Terkait kegiatan tablig akbar yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah saat malam pergantian tahun baru masehi, MUI Pariaman sangat mendukung kegiatan tersebut.

“Kegiatan tabligh akbar tersebut dinilai jauh lebih positif karena termasuk upaya mensyiarkan agama Islam serta bermafaat bagi umat muslim.”

Menurutnya rencana kegiatan tablig akbar tersebut sangat jauh lebih positif jika dibandingkan pesta 1000 lampion tahun sebelumnya.

Dia juga mengimbau kepada seluruh masyarakat di kota itu agar mengisi kegiatan positif dan bermanfaat saat pergantian tahun baru masehi.

Sebelumnya Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Kota Pariaman Yalvi Endri, mengatakan kegiatan tablig akbar tersebut akan dipusatkan di Pantai Gandoriah Kecamatan Pariaman Tengah dan akan dihadiri oleh para jamaah dari berbagai daerah.

Dia menjelaskan kegiatan bernuansa Islami tersebut selain untuk menyemarakkan malam pergantian tahun, juga bertujuan mendatangkan wisatawan dari berbagai daerah sekaligus mensyiarkan Islam.

“Kota Pariaman memiliki visi misi menjadikan daerah itu sebagai tujuan wisata, ekonomi kreatif dan berbasis Islami sehingga kegiatan tablig akbar merupakan salah satu upaya penunjang hal itu.”

Dia menilai perayaan malam tahun baru tidak mesti dilakukan dengan kegiatan yang bersifat duniawi seperti hiburan-hiburan, namun juga dapat diisi dengan kegiatan keagamaan yang lebih positif dan bermanfaat.

Pada perayaan malam pergantian tahun sebelumnya, pemerintah setempat menggelar pesta seribu lampion namun menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat.

“Pemerintah daerah menghindari adanya konflik atau gesekan dengan masyarakat terkait hal itu, sehingga pelaksanaan malam seribu lampion ditiadakan.”

Istri Muda Pemilik Rumah Polumas Ternyata Cantik Banget


Kasus pembunuhan yang menewaskan 6 anggota keluarga di Pulomas memang menggegerkan masyarakat Indonesia.

Korban bernama Dodi Triono (59) diketahui sebagai seorang yang kaya raya.

Almarhum merupakan seorang pengusaha develover properti.

Selain itu, almarhum Dodi juga merupakan seorang duda yang telah dikaruniai enam anak dari dua istri sebelumnya, Dewi dan Almianda Shafira.

Edi Saputra yang merupakan karyawan dari Dodi menceritakan kehidupan pribadi dari Dodi.

“Pak Dodi berpisah (cerai,-red) dengan istri pertama, Bu Dewi, sejak enam tahunan lalu. Lalu, menikah dengan Bu Fira dan cerai sejak tiga tahun lalu.

Dari Bu Dewi dapat tiga anak dan dari Bu Fira juga dapat tiga anak, Diona, Zanette dan Gemma. Nah, anak-anak dari Bu Fira tinggal sama Pak Dodi, mereka yang jadi korban,” ujar Edi kepada Tribun.

“Zanette ini memang dari lahir tuna runggu dan sedikit tuna wicara. Alhamdulillah dia selamat,” sambungnya.

Dodi Triono (59) dikenal kerabat dan tetangga sebagai pengusaha properti di Jakarta setelah mengawali karir sebagai arsitektur.

Meski menjadi pengusaha, rupanya Dodi Triono juga merupakan Ketua RT 12 RW 16, di komplek Pulomas Residence, tempat rumah keduanya berada.

Jarak rumah yang menjadi lokasi kejadian dan rumah kedua Dodi Triono hanya sekitar 100 meter.

Dodi Triono menempati rumah di Pulomas Residence sejak lima tahun lalu.

Dan baru pindah ke rumah di Jalan Pulomas Utara nomor 7A sejak dua tahun lalu karena rumah di Pulomas Residence direnovasi total.

Jauh hari sebelum menempati kedua rumah tersebut, Dodi dan istri pertama dan anak-anak sempat tinggal di sebuah rumah megah di kawasan Grogol, Jakarta Barat.

Seorang tetangga korban di komplek Pulomas Residence yang enggan disebutkan namanya menceritakan, Dodi telah menikah siri dengan perempuan muda lebih setahun lalu.

Kini, perempuan tersebut tengah mengandung bayi berumur tujuh bulan.

“Istri ketiganya tinggal di apartemen, enggak tinggal bareng Pak Dodi, kan ada anak-anak dari istri kedua yang tinggal bareng Pak Dodi di rumah itu,” ujarnya.

“Saya pernah sekali bertemu dengan Pak Dodi dan istri sirinya itu di acara pernikahan. Bapak-bapak di sini sempat guyon tanya Pak Dodi, ‘Pak kapan nih resmiinnya, kapan nih gunting pitanya, kan rumahnya sudah mau jadi,” sambungnya.

Jaksa Kasus Ahok Harus Hadirkan Saksi yang Membuktikan Dakwaan


Pekan depan, tepatnya 3 Januari 2017, persidangan kasus dugaan penistaan agama atas terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok memasuki tahap pembuktian.

Sebelum menghadapi proses pembuktian, ada baiknya bagi penuntut umum untuk mempertimbangkan beberapa hal, terutama soal kompetensi saksi yang dihadirkan.

“Itu benar soal saksi, terutama yang memang hadir di Kepulauan Seribu itu. Saksi itu nggak usah semua dihadirkan, karena sudah diback up sama rekaman,” kata ahli pidana Mudzakkir saat dihubungi, Rabu (28/12).

Saran dia, penuntut umum harus bisa mencari saksi yang memang memiliki keterangan untuk membuktikan dakwaan. Saksi yang didatangkan harus punya kepekaan terhadap pernyataan Ahok saat kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu, 27 September 2016.

“Cari saksi yang punya kualitas yang bagus, cari kesaksian yang punya kekuatan hukum primer. Artinya, orang yang dengar langsung di ruangan itu, cari saksi yang punya ketajaman mendengar.”

Menurut ahli dari Universitas Islam Indonesia ini, para saksi yang dihadirkan nanti bakal jadi salah satu senjata. Jangan sampai kesaksiannya justru menjadi jalan buntu bagi jaksa.

Sebab, sebuah kesaksian dalam persidangan merupakan faktor yang meyakinkan majelis hakim bahwasanya memang telah terjadi penistaan agama.

“Jangan saksi yang asal hadir saja. Nanti jangan sampai pas ditanya jawabnya ‘saya nggak ngerti, nggak ngerti’. Ambil saksi yang memiliki kualitas primer dalam pembuktian. Jadi keterangan yang disampaikan punya kekuatan bukti yang primer.”

Dalam sidang pekan depan, penuntut umum rencananya akan menghadirkan 5-6 saksi. Pihak jaksa sendiri akan melakukan koordinasi untuk kemudian menentukan saksi mana yang akan dihadirkan ke persidangan kasus Ahok.

“Kita akan berkoordinasi, (pemeriksaan pertama) sekitar 5-6 orang. Kalau diberkas perkara seluruh saksinya ada 20 lebih, itu dari jaksa dan pihak terdakwa,” kata Ketua Tim JPU Ali Mukartono di gedung bekas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (27/12).

Kapolri Ternyata Pernah Ringkus Tersangka Pembunuhan dan Perampokan Pulomas



Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian rupanya tak asing dengan nama Ramlan Butarbutar, salah seorang tersangka pelaku pembunuhan di Pulomas, Jakarta Timur.

Ia menyebut Ramlan merupakan pemain lama yang kasusnya pernah ditangani saat Tito menjabat sebagai Kasat Serse Polda Metro Jaya.

“Kalau enggak salah panggilannya namanya Porkas, itu yang di CCTV kakinya pincang,” ujar Tito di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (28/12/2016).

“Itu pemain lama, zaman (saya) Kasat Serse sudah jadi pasien kami,” lanjut dia.

Ramlan ditembak petugas saat ditangkap karena melawan. Ia pun meninggal akibat kehabisan darah.

Tito mengatakan, Ramlan sebelumnya pernah terlibat kasus pembunuhan. Ramlan diketahui biasa “nongkrong” di Bekasi dan Pulogadung, Jakarta Timur.

“Itu zaman kami dulu, dan sekarang main lagi. Dia sudah tua,” kata Tito.

Tak hanya itu, kelompok pembunuhan di Pulomas juga dikenal sebagai pelaku pencurian yang kerap menyiksa pemilik dari rumah yang mereka masuki.

Korban diikat terlebih dahulu dan diplakban di mulut. Lalu, pelaku kabur membawa barang curian.

Dalam kasus kemarin, perhiasan pemilik rumah ikut diangkut.

“Dulu, modusnya, kelompok ini biasanya pada hari-hari libur, orang sepi, dia nyari rumah, patroli-patroli. Begitu ada rumah pagarnya terbuka, langsung masuk,” kata Tito.

Tito meminta agar Polda Metro Jaya segera melakukan pemeriksaan dan pengembangan perkara agar motif yang sebenarnya bisa diketahui.

Ada satu pelaku lagi yang ditangkap hidup-hidup, bernama Erwin Situmorang.

Pembunuhan ini diduga dilakoni oleh empat orang. Dua orang lagi masih dicari.

Sebelumnya, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, identitas dua terduga pelaku penyekapan yang berujung kematian di Pulomas, Jakarta Timur, diketahui dari rekaman CCTV yang ada di rumah korban.

Keberadaan dua orang itu di rumah kontrakan milik Kimley di Gang Kalong RT 08 RW 02 Bojong, Rawalumbu, Bekasi, Jawa Barat, diketahui dari seorang tersangka kasus yang berbeda yang sudah dibekuk sebelumnya, yaitu Philip Napitupulu.

Keduanya dibekuk oleh tim gabungan Direktorat Kriminal Umum, Polres Metro Jakarta Timur, dan Polresta Depok dengan cara ditembak karena melawan.

Menutup Pintu Penjara untuk Ahok



Puluhan ribu orang yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) melakukan demonstrasi atau ‘Aksi Bela Islam III’ di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (2/12).
Saat ini, sebagian mereka berangsur-angsur pulang ke tempat masing-masing.

GNPF MUI pagi tadi mengisi aksi dengan pemberian tausiyah, zikir dan doa. Sekitar 22 ribu personel gabungan TNI dan Polri dikerahkan untuk mengawal aksi tersebut.

Berlangsung damai, aksi tersebut bertujuan mendesak aparat penegak hukum untuk menahan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Pernama alias Ahok.

Polisi telah menetapkan Ahok sebagai tersangka, Rabu (16/11), dalam kasus dugaan penistaan agama saat menyitir surat Al Maidah ayat 51 di depan warga Kepulauan Seribu.

Ahok dijerat pasal 156 dan pasal 156a KUHP. Aturan itu berisi larangan mengeluarkan pernyataan yang mengandung permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, di muka umum.

Hingga kini, mantan Bupati Belitung Timur itu masih menghirup udara bebas. Saat proses penyidikan di Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, polisi memutuskan tidak menahan Ahok.

Padahal, menurut Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Muhamad Zaitun Rasmin, dalam sejarah kasus hukum penistaan agama, seorang tersangka selalu ditahan. Jika Ahok tidak ditahan, kata Rasmin, akan menjadi preseden buruk bagi penegakan dan kepastian hukum di Indonesia.

Tito menjawab. Menurutnya, Ahok tidak ditahan karena kooperatif, tidak akan melarikan diri dan sedang menjadi calon gubernur.

Alasan Tito merujuk pada Pasal 21 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) bahwa terdapat alasan subjektif dan objektif seorang tersangka atau terdakwa ditahan.

Alasan subjektif adalah adanya kekhawatiran tersangka akan melarikan diri, menghilangkan barang bukti, atau melakukan tindak pidana. Alasan objektif adalah diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih.

Lagi-lagi, saat perkara naik ke Kejagung, Ahok tidak ditahan dengan alasan yang mirip-mirip. Kepala Pusat Penerangan Umum Kejagung Muhammad Rum mengungkapkan, empat alasan Ahok tak ditahan.

Pertama, Kejagung memiliki standar operasi prosedur yaitu jika penyidik polisi tidak menahan tersangka maka jaksa pun akan melakukan hal yang sama.

Kedua, penahanan Ahok bukan merupakan keharusan. Ketiga, Ahok sebagai tersangka kooperatif menjalani proses hukum. Keempat, materi dakwaan Ahok akan disusun secara alternatif.

Oper Bola Panas

Setelah ditetapkan menjadi tersangka, hanya dalam dua minggu polisi menyelesaikan berkas penyidikan, barang bukti dan memeriksa Ahok. Polisi pun menyerahkan perkara Ahok ke Kejaksaan Agung (Kejagung), Kamis (1/12).

Seakan tak ingin memegang bola panas terlalu lama atau hanya hitungan jam, Kejagung, lewat Kejaksaan Negeri Jakarta Utara, langsung menyerahkan berkas perkara ke Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Kini, PN Jakarta Utara akan mempelajari berkas, setelah itu menunjuk majelis hakim, dan akhirnya mengagendakan sidang Ahok.

“Nanti akan diberkaskan dulu semua, kemudian oleh kepaniteraan diserahkan ke bapak ketua pengadilan. Nah baru setelah dipelajari dan menurut pengadilan itu adalah kewenangan pengadilan,” kata Humas PN Jakarta Utara Hasoloan Sianturi.

Proses perkara Ahok pun sekarang berada di tangan pengadilan. Setelah semua proses administrasi selesai, dan persidangan digelar, perkara Ahok sepenuhnya milik hakim.

Di Tangan Hakim

Pertanyannya tetap sama, apakah masih ada peluang Ahok ditahan? Menurut pakar hukum Universitas Trisakti Abdul Fickar Hajar, masih ada satu pintu menahan Ahok, yaitu keputusan hakim.

“Status Ahok jika masuk persidangan berubah menjadi terdakwa. Sekarang perkara menjadi kewenangan hakim. Hakim memiliki kewenangan penuh menahan atau tidak,” kata Fickar.

Fickar menjelaskan, seorang tersangka hingga terdakwa bisa untuk tidak ditahan. Keputusan penuh penahanan ada di tangan aparat penegak hukum, baik polisi, jaksa dan juga hakim.

Kewenangan hakim menahan seorang terdakwa diatur dalam Pasal 193 ayat 2 huruf a Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Pasal tersebut berbunyi, “Pengadilan dalam menjatuhkan putusan, jika terdakwa tidak ditahan, dapat memerintahkan supaya terdakwa tersebut ditahan, apabila dipenuhi ketentuan Pasal 21 dan terdapat alasan, cukup untuk itu”.

Keputusan polisi menetapkan Ahok tersangka diakui Kapolri Jenderal Tito Karnavian melabrak telegram rahasia (TR) yang memerintahkan agar kasus-kasus hukum pasangan calon ditunda sampai pemilihan kepala daerah selesai.

Luhut Binsar Pandjaitan saat menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, tahun lalu, mengemukakan hal yang sama.

“Kemenko Polhukam meminta Kapolri dan Jaksa Agung untuk menunda kasus para calon kepala daerah sampai berakhirnya Pilkada Serentak,” kata Luhut dalam acara ‘Silaturahmi Menko Polhukam dengan pimpinan partai politik dalam rangka menyuarakan Pilkada serentak 2015’ di Hotel Borobudur, Jakarta, tahun lalu.

Soal ini, bisa jadi Ahok tak ditahan.

Walaupun demikian, Komisioner Komisi Pemilihan Umum Hadar Nafis Gumay menjelaskan, proses penegakan hukum yang tak terkait pidana pemilihan tidak sepenuhnya diatur dalam UU tentang Pilkada dan UU Pemilu.

“Hal ini bukan mejadi otoritas penyelenggara pemilihan. Kalau memang harus ditahan atau tidak nantinya, penyelenggara pemilihan harus menghormati hal tersebut, sepanjang proses dan putusan yang dikeluarkan murni proses penegakan hukum,” kata Hadar.

Penahanan Ahok atau tidak, kata Hadar, tidak menghilangkan statusnya sebagai calon peserta pilkada. “Hak-hak yang masih mungkin diberikan harus diberikan dan dihormati.”

Pujian setinggi langit bos Forbes untuk Presiden Jokowi


Chairman and Editor in Chief Forbes Media, Steve Forbes memuji Presiden Joko Widodo sebagai salah satu tokoh perubahan yang memberi banyak perubahan terhadap pembangunan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, mantan Wali Kota Solo tersebut adalah orang dengan latar belakang yang tepat untuk membangun perekonomian Indonesia.
“Presiden Jokowi adalah reformis yang sudah membangun Indonesia. Sebelum dia memasuki dunia politik, dia wirausahawan. Dia tahu bagaimana hal terjadi di pasar, miliki bisnis mebel dan dia frustasi dengan birokrasi, dan dia melakukan sesuatu, dia tidak mengeluh dan justru melakukan yang baik. Dia seorang Wali Kota sukses di Solo dan Gubernur. Dia mengambil pendekatan sebagai wirausahawan saat jadi presiden,” ujarnya di Hotel Shang Ri La, Jakarta, Selasa (29/11).


Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga dinilai telah memberi kemudahan kepada dunia usaha. Salah satunya melalui pemotongan izin yang dinilai terlalu lama dan panjang.
“Dia juga mengeluarkan program amnesti pajak, dia menetapkan target 7 persen yang membuat Indonesia sebagai salah satu dari 10 ekonomi terbesar di dunia,”

“Kita mendapat kesan, Presiden bukan hanya bekas wirausaha tapi pebisnis merupakan masa depan bagi Indonesia,” pungkasnya.

Ahok klaim sudah berubah, tidak suka marah-marah dan pilih melawak


Calon Gubernur Jakarta nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok bersama calon wakil gubernur Djarot Saiful Hidayat mengharapkan dukungan warga ibu kota pada saat pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah 15 Februari 2017. Ahok punya cara untuk menarik dukungan warga.
Salah satunya dengan menyatakan bahwa dia kini lebih kalem. “Ahok itu pelawak bukan (orang yang) suka marah-marah lagi. Ahok sudah berubah,” ujar Ahok di Rumah Pemenangan Lembang, Jalan Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (29/11).


Ahok berharap warga tidak absen ke tempat pemungutan suara. Mantan Bupati Belitung Timur ini juga meminta warga mencoblos gambar wajahnya dan Djarot.
“Jangan lupa tanggal 15 Februari, jangan liburan ya. Bapak ibu harus ajak saudara, teman pilih nomor berapa? Dua,” ajaknya.
Ahok menyebut dua pasangan calon lainnya yakni Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni dan Anies Baswedan – Sandiaga Uno juga sama baiknya dengan dia dan Djarot. Namun Ahok melihat akan lebih baik kalau warga memilih pasangan nomor dua.
“Nomor satu, dua, tiga bagus. Tapi di tengah lebih adil,” ucapnya.

Eggi Sudjana: Saya Minta Bawaslu Copot Pencalonan Ahok


Ketua Perserikatan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Eggi Sudjana menilai pencalonan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta harus dibatalkan. ‎Pembatalan itu mengacu pada UU Nomor 10 Tahun 2016.
Eggi mengingatkan Pasal 71 ayat 3 UU No 10 Tahun 2016 menyebutkan, Gubernur atau Wakil Gubernur atau Wakil Bupati dan Wali Kota atau W‎akil Wali Kota dilarang menggunakan kewenangan, program dan kegiatan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon baik atau merugikan salah satu pasangan calon baik di daerah sendiri maupun di daerah sendiri maupun di daerah lain dalam waktu enam ‎bulan sebelum tanggal penetapan calon sampai dengan penetapan pasangan calon terpilih.
Sementara itu Pasal 71 ayat 5 ‎menyebutkan Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati dan Wali Kota atau Wakil Wali Kota selaku petahana melanggar ketentuan sebagaimana dimmaksud pada ayat 2 dan ayat 3 petahana tersebut dikenai sanksi pembatalan sebagai calon oleh KPU Provinsi atau Kabupaten/Kota.
“Hal ini sangat penting untuk diambil tindakan oleh KPUD DKI Jakarta, tanpa harus melalui proses pengadilan, tanpa harus konsultasi dengan instansi manapun, dan tanpa harus meminta izin kepada pimpinan ataupun lembaga-lembaga terkait dengan segala konsekuensinya,” kata Eggi dalam sebuah diskusi di kawasan Jakarta Selatan, Senin (19/12/2016).
Eggi ‎pun meminta agar Ahok dapat segera dicopot dari pencalonan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal itu dengan mengacu pada apa yang dikatakan Ahok terkait surat Al Maidah 51 dengan UU Nomor 10 Tahun 2016 tersebut.
“Saya minta Bawaslu agar Ahok dicopot dari pencalonan. Kita desak agar dicabut pencalonan cagubnya,” tandasnya.

Mengapa FPI Demo Terus Tiap Kali Ahok Sidang?


Sekretaris Jenderal DPD FPI Jakarta Novel Bamukmin menjelaskan kenapa laskar FPI terus menerus mengikuti perkara dugaan penodaan agama yang menjerat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Hari ini, laskar kembali mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang tengah menyidangkan kasus Ahok untuk keduakalinya.
“Pendampingan sidang ini sangat penting untuk memotivasi dan memberi semangat kepada pengadilan bahwa sidang ini tidak main-main bahwa ini sidang ini dikawal rakyat dan umat Islam seluruh Indonesia,” kata Novel di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Selasa (20/12/2016).


Novel mendesak aparat penegak hukum segera memenjarakan Ahok.
Menurut Novel setelah berkas perkara naik ke persidangan, terdakwa seharusnya ditahan.
“Yang diinginkan adalah untuk segera tahan Ahok demi keadilan karena daripada yurisprudensi yang ada semua tersangka penistaan agama ditahan apalagi sudah terdakwa,” kata Novel.
Novel mengatakan laskar FPI akan selalu mendatangi pengadilan setiap kali sidang Ahok digelar.
Jumlah laskar yang akan dikerahkan untuk datang ke sidang pada Selasa (27/12/2016) mendatang, kata dia, akan lebih banyak dari hari ini.
“Perwakilan umat Islam seluruh Indonesia ada menyaksikan setiap minggu bergantian jumlahnya ada seribuan. Insya Allah minggu depan akan lebih besar lagi,” kata Novel.
FPI merupakan salah satu ormas Islam yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI. Gerakan ini demonstrasi pada 4 November dan 2 Desember, isu yang diangkat adalah penegakan hukum terhadap perkara Ahok.

4 Uang Kertas Kuno Termahal di Indonesia


Uang kuno merupakan salah satu benda yang banyak diburu untuk dijadikan koleksi. Tak sekadar pajangan, para penggemar barang-barang antik ataupun kolektor juga menjadikab barang ini sebagai investasi yang unik.
Namun, seringkali masyarakat kita keliru dalam memprediksi uang kuno. Kadang mereka beranggapan harga uang kuno akan mahal jika memiliki umur tua.


Padahal anggapan itu tidaklah 100 persen benar, bisa dikatakan yang menetukan tingkat harga adalah kelangkaan dan nilai seni yang terkadung di dalamnya. Seperti halnya 4 uang kertas termahal di Indonesia berikut ini.
Nah penasaran uang nominal dan tahun berapakah yang paling mahal di Indonesia? Langsung yuk simak ulasanya di bawah ini.
1. Uang Kertas Rp5.000 Keluaran tahun 1958
Uang kertas ini memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan uang kertas saat ini.
Pada satu sisi uang terdapat gambar perempuan berkebaya yang sedang memegang padi. Sementara pada sisi sebaliknya tergambar hamparan sawah terasering.
Pada masanya dulu, uang kertas ini hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu.
Uang pecahan Rp 5.000 tersebut saat ini setara dengan Rp10 juta atau lebih. Dengan nilai historis yang tinggi, uang kertas ini dikategorikan sebagai uang langka yang memiliki daya jual tinggi.
2. Uang Kertas 500 Gulden Keluaran 1933-1939
Uang sebelum kemerdekaan Indonesia, Gulden seri wayang, paling favorit dan paling diburu para kolektor.

Bentuknya yang indah, nominalnya yang lengkap dan kesulitannya yang sangat besar menyebabkan seri ini mengalami kenaikan harga yang sangat luar biasa.
Tidak heran banyak kolektor baik pemula maupun senior yang seringkali mengalami kesulitan untuk melengkapi seri ini.
Seri wayang terdiri dari 8 pecahan dan 14 variasi. Pecahan kecil (5, 10, dan 25 gulden) masing-masing memiliki 3 variasi tanda tangan. Sedangkan pecahan besar hanya satu variasi.
Pecahan 500 gulden termasuk yang sangat sulit ditemukan, hanya sekitar 3 lembar saja yang pernah terlihat di pasaran. Harga untuk kondisi VF mungkin sudah melebihi angka Rp30 juta.
3. Uang Kertas 1000 Gulden Keluaran 1933-1939

Kalau tadi nominalnya 500, sekarang 1000. Nah yang paling besar nominalnya adalah 1000 Gulden.
Kamu punya uang ini? Kalau iya, simpan baik-baik. Soalnya kolektor yang kaya raya akan membayar sekitar Rp100 juta.
4. Uang Kertas Rp100 Keluaran Tahun 1948
Di pasar uang kuno, lembar Rp100 terbitan tahun 1948 bergambar Pak Karno bisa laku Rp100 juta.
Bahkan kalau kondisinya cukup mulus, harganya bisa satu setengah kali lipat. Alasan kenapa uang ini begitu mahal tak lain adalah karena jadi saksi zaman pasca perjuangan.
Uang jenis ini sangat langka dan di pasaran sangat susah ditemui.


Tuesday, December 27, 2016

Strategi Agus-Sylvi Gaet Swing Voters


Calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyadari bahwa pemilih di Jakarta cenderung berubah-ubah dan sebagian lagi memutuskan memilih pada detik-detik akhir pemilihan.
Pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta akan digelar 15 Februari 2016. Dalam rentang waktu yang relatif panjang itu, Agus terus menyusun strategi guna memberi pemahaman kepada warga terkait program-program yang ditawarkan.
“Tentu substansi atau program-program yang saya tawarkan juga harus semakin diperjelas dan semakin dipahami oleh masyarakat, baik itu swing voters (pemilih yang masih berubah-ubah) maupun undecided voters (pemilih yang belum memutuskan),” kata Agus di IS Plaza, Jakarta, Selasa, 27 Desember 2017.
Oleh karenanya, ia bersama dengan calon wakil gubernur DKI, Sylviana Murni, terus melakukan pendekatan kepada warga, mendengar aspirasi warga, dan memberi pemahaman terkait program-program kampanyenya.
“Itulah saya terus bekerja dengan Mpok Sylvi melakukan gerilya lapangan, memaparkan program-program. Termasuk juga tim sukses, baik secara langsung dengan masyarakat maupun melalui kampanye media sosial dan media-media lainnya,” kata Agus.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menyebutkan bahwa strategi adalah salah satu faktor determinan untuk para pemilih pemula.
“Sebagai salah satu faktor determinan menentukan terpilih dalam sebuah kontestasi elektoral pilkada, bagaimana kemahiran dan strategi yang dikeluarkan masing-masing kandidat cagub dan cawagub mengambil minat (intuisi) pemilih pemula,” kata Pangi di Jakarta, Senin, 26 Desember 2016.

Ketua MUI Optimistis Ahok Terpidana


Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Ma’ruf Amin, optimis terdakwa kasus dugaan penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akan divonis bersalah. Keyakinan itu menyusul sikap Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang menolak eksepsi atau nota keberatan Ahok.
“Kita harapkan dia (Ahok) akan vonis. Sekarang kan sudah tersangka, sudah terdakwa, tinggal lagi terpidanalah. Kita optimis Ahok terpidanalah,” kata Ma’ruf usai membuka Rapat Kerja Daerah dan Ta’aruf MUI Sulawesi Selatan, di Hotel Sahid Jaya, Makassar, Selasa, 27 Desember 2016.


Saat ditanya kemungkinan Ahok dapat bebas dari tuntutan, Ma’ruf enggan berkomentar banyak.
“Saya kira, jangan berandai dululah,” ujarnya.
Ma’ruf mengatakan, ditolaknya eksepsi Ahok sebagai suatu langkah untuk dapat membuktikan bahwa Gubernur DKI Jakarta non aktif tersebut telah melakukan penistaan.
“Kita serahkan sepenuhnya kepada hukum,” kata Ma’ruf.
Ia menjelaskan, Ahok tidak punya kapasitas untuk menerjemahkan ataupun menafsirkan surat Al Maidah 51 dengan alasan apapun. Menurutnya, selain Ahok yang non muslim, penafsiran terhadap ayat suci Alquran tidak boleh dilakukan oleh sembarang orang.
“Ustadz-ustadz yang masih muda-muda saja itu gak berani menafsirkan ayat dari Surat Al Maidah itu. Kecuali Ustadz yang sudah senior mungkin bisa,” katanya.

Jokowi dan Slank Dijadwalkan Tutup Perdagangan Saham 2016


Menutup akhir tahun 2016, PT Bursa Efek Indonesia tengah mengupayakan agar Presiden Joko Widodo dapat hadir menutup perdagangan bursa saham Tanah Air.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menginformasikan bahwa saat ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah mengundang Presiden untuk datang dalam penutupan BEI untuk menutup perdagangan.
“Sekarang sedang menunggu konfirmasi beliau (Jokowi),” kata Tito di Gedung BEI Jakarta Selatan, Selasa, 27 Desember 2016.
Selain dihadiri oleh Presiden, kata Tito, pada saat penutupan perdagangan nanti juga akan diisi dengan penampilan grup band Slank.
“Penutupan (perdagangan saham bursa) ini tanggal 30 Insya Allah kita juga bakal ditutup Slank, Mereka bakal manggung dan memeriahkan. Yang mau datang, silahkan datang,” tuturnya.
Kemudian, Tito menambahkan, pada saat pembukaan perdagangan awal 2017 nanti yang akan berlangsung 3 Januari 2017, Tito mengatakan bahwa Wakil Presiden Jusuf Kalla sudah mengkonfirmasi untuk hadir dalam pembukaan pasar modal di BEI.
“Kalau besok penutupan (perdagangan bursa saham) Pak Jokowi, berarti Pak JK (Jusuf Kalla) yang bakal hadir pada pembukaan tanggal 3 Januari 2017, sudah confirm hari ini,” ujarnya.

Ahok Yakin Djarot tak akan Jadi Pengkhianat


Terdakwa kasus dugaan penistaan agama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) percaya Djarot Saiful Hidayat tidak akan mengkhianatinya, jika dirinya nonaktif dari jabatan Gubernur DKI Jakarta, karena harus menjalani sidang kasus yang menjeratnya.
“Saya sudah tahu dia. Lagian, kalau orang karakter dah dari dulu temen gak mungkin ya (berkhianat), saya kan yang memilih beliau. Itu juga yang ditanya Bu Mega waktu saya putuskan dengan Pak Heru (ketika akan maju di Pilkada DKI Jakarta,” katanya saat kampanye blusukan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Selasa (27/12) sore.


Cagub pejawat itu menceritakan kedekatannya dengan Djarot saat ia masih menjadi Bupati Belitung Timur dan Djarot Walikota Blitar. Saat itu mereka berdua kebetulan bertugas pergi ke Cina bersama para Bupati dan Walikota dari beberapa daerah.
“Saya dari dulu pilih Djarot karena saya kenal dia salah satu wali kota yang jujur. Kita dulu ke luar negeri bareng, enggak ada duit juga dia enggak bawa duit. Kalau kepala daerah yang kaya, bawa dollar bisa puluhan ribu ya US Dollar,” ujarnya.
“Kalau yang gak punya duit kan diam saja, belanja juga cari barang-barang murah. Terus kalau malam abis mandi abis makan pulang hotel tidur. Makanya saya kenal beliau dari tahun 2006, makanya saya sudah uji ini orang baik,” ucapnya.
Ahok pun memastikan, bila dirinya harus nonaktif, warga pendukung dapat memercayakan Jakarta kepada Djarot. Selain itu, jika dirinya dinonaktifkan, Ahok memastikan akan tetap menjalin komunikasi dengan Djarot.
“Komunikasi kami jalan saja, sebagai teman kan saya masih gubernur kalau terpilih kami juga masih gubernur sampai Oktober 2017 kan kalau dia PLT tetap akan koordinasi dengan saya, kan sistem sudah ada,” katanya.
“Kami sekarang sudah gampang udah ada e-budget e-musrembang sudah ada semua, APBD sudah template, Pak Djarot sudah tahu visi misi program strategi kebijakan, dia udah tahu semua jadi dia tinggal jalan. Dia walikota 10 tahun loh,” jelasnya.

Ketua RW sebut Dodi diundang Jokowi makan saat baru jabat DKI 1


Ketua RW 16 Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, Abdul Gani mengatakan, salah satu korban pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur Dodi Triono seperti mempunyai kedekatan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal itu dia ketahui tak lama setelah Jokowi menjabat Gubernur DKI 2012 silam.
“Pak Jokowi baru jadi gubernur satu bulan saja langsung makan malam sama Pak Dodi, sama saya bareng. Dia dapat ucapan dari Jokowi ‘mas apa yang bisa saya bantu?’. Diundang makan itu dulu sama Pak Dodi. Berarti punya kedekatan kan ya. Saya yakin punya kedekatan,” ujar Gani di Pulomas utara, No 7A, Pulogadung, jakarta timur, Selasa (27/12)


Namun, Gani tak begitu mengenal sosok Dodi. Alasannya, korban sering berada di luar negeri dan hanya bettemu cuma hari Sabtu selama seminggu.
“Ya mungkin pengusaha, arsitek mungkin ya. Pak Wali Kota juga hadir. Saya ketemu pak Dodi cuma hari Sabtu. Sehari-hari ke luar negeri. Ke Jepang, ke Hongkong,” kata dia.

Seperti diberitakan, Dodi dan 10 orang lainnya ditemukan dalam satu kamar mandi berukuran 1,5 m x 1,5 meter. Dodi bersama enam orang lainnya ditemukan tewas sementara lima lainnya luka-luka.

Aksi Anies Rekam Warga Kalibaru yang Berpantun


Cagub DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan melanjutkan kampanyenya dengan menyapa warga di Kalibaru Jakarta Utara. Saat memberi pertanyaan ke Anies, seorang warga memberinya pantun.
Cagub nomor urut 3 itu sebelumnya telah menyampaikan visi dan misinya kepada warga melalui atas panggung di Jalan Kalibaru Barat I Gang Kelapa, RT 05 RW 08 Kelurahan Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (27/12/2016). Dia kemudian merekam video warga yang membacakannya pantun.


“Pak saya memiliki pantun buat bapak, tadi sebelum naik bertanya saya membuat oret-oretan buat bapak,” kata seorang warga.
Anies kemudian meminta warga tidak membacakan pantunnya. Sebelumnya dia ingin merekam video melalui ponsel.
“Sebentar pak, jangan dibacakan dulu pantunnya, saya mau rekam video,” kata Anies sambil mengarahkan ponselnya.
“Oh iya, ini hanya oret-oretan saja loh pak,” jawab warga dengan canggung.
Dia kemudian membacakan pantun yang dibuatnya. Pantun tersebut diinspirasi dari daerah asal Anies di Kuningan Jawa Barat.
“Dari Kuningan ke Tanjung Pinang. Sampai di sana membeli Pisang. Bung Anies-Sandi jangan lelah berjuang. Insya Allah tanggal 15 Februari 2017 pasti menang,” ujar warga tersebut saat membacakan pantun.
Permasalahan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi sorotan warga saat menanggapi visi dan misi Anies. Selain itu, warga juga mengeluhkan wilayahnya yang sangat kumuh.
“Pak Anies ini daerah sini hanya di sini aja yang elit pak, sebelah kanan dan kiri itu kumis pak. Kumuh dan miskin,” sebut ketua RW di lokasi tersebut.
Anies kemudian berjanji akan menata wilayah tersebut dengan lebih baik. Penggusuran disebutnya merupakan cara yang kuno.
“Penggusuran itu cara kuno, cara baru itu penataan lingkungan menjadi lebih baik,” imbuhnya.

Nama Orang Ini Slamet Hari Natal, Biasa Dipanggil Slamet Yesus


Karena memiliki nama Slamet Hari Natal, seorang pria di Jalan Sangadi, RT 24 RW 8, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, sering dipanggil Slamet Yesus.
Panggilan itu sudah jamak diterimanya. Bahkan, saat menerima undangan resmi sekalipun, dia kerap dipanggil dengan nama tersebut.

“Orang-orang sini sudah tahu semua, biasanya memanggil Slamet Yesus,” katanya saat ditemui di rumahnya, Selasa (27/12/2016).
Ia lalu menunjukkan sebuah undangan yang ditujukan kepadanya. Di bawah undangan, tertera orang yang dituju bernama Slamet Yesus.
Meski dipanggil Slamet Yesus, ia merupakan penganut agama Islam. Ia mengaku tidak mempermasalahkan panggilan itu. Menurut dia, panggilan yang ditujukan kepadanya dan nama aslinya tidak dimaksudkan untuk menistakan agama tertentu.
“Di dalam hati saya, agama itu pegangan masing-masing orang. Kalau masalah kemanusiaan, kita bersama,” ujarnya.
Darmo, salah seorang perangkat desa setempat, membenarkan bahwa Slamet Hari Natal dalam kesehariannya dipanggil Slamet Yesus.
“Iya, memang dipanggil Slamet Yesus,” katanya.
Slamet Hari Natal lahir pada 25 Desember 1962. Karena lahir bertepatan dengan peringatan hari raya Natal, bidan yang melahirkannya lantas menyarankan memberi nama Selamat Hari Natal.
Karena lahir di Jawa, ia pun dinamai menjadi Slamet. Orangtua Slamet menuruti saran dari bidan yang membantu melahirkan anaknya itu.